Link Banner

Ketika Kita Perlu "Beradaptasi" dengan "Perubahan"

Perubahan | APutraDwijaya.ID


Perubahan
T
idak ada hal di dunia ini yang ditunggu-tunggu oleh semua manusia, kecuali perubahan. Hadirnya sistem transportasi online yang meruntuhkan eksistensi transportasi konvensional adalah contoh nyata dari perubahan. Selain itu, di dunia bisnis sudah sering kita saksikan berbagai perusahaan yang sempat merajai dunia, harus runtuh karena tidak sanggup memetakan persaingan yang muncul akibat adanya perubahan dan adaptasi lawan bisnisnya. Lihat saja bagaimana perusahaan sekelas Nokia harus mengakui keunggulan Blackberry. Namun, tak selesai sampai di situ, Blackberry juga mulai terasingkan akibat hadirnya perusahaan Apple dan Samsung. Kedua nama yang saya sebutkan terakhir memang bukan yang paling kuat, tetapi mereka adalah yang paling mampu beradaptasi dengan permintaan zaman.


APutraDwijaya.ID
Tak hanya di dunia bisnis dan teknologi. Di dunia olahraga hal ini juga dapat terjadi. Jauh sebelum Manchester United menjadi klub paling sukses di Liga Inggris, kita mengenal nama seperti Liverpool. Bahkan nama sekelas Nottingham Forest yang saat ini tenggelam dan berada di kasta kedua kompetisi Inggris, ternyata pernah menjuarai Piala Champions, bahkan dua kali. Di Italia, jauh sebelum Juventus, AC Milan, dan Inter Milan bergantian menjuarai Serie A, ada Torino yang sempat menjadi raja. Hal ini menegaskan bahwa mereka yang pernah menjadi juara tidak selamanya menjadi yang terbaik, karena digantikan oleh mereka yang lebih siap menghadapi perubahan.

Mengapa hal ini terjadi? Kenapa mereka yang dulu pernah perkasa, sekarang biasa-biasa saja seperti Nokia, Yahoo, Torino, dan Nottingham Forest? Kenapa Manchester United bisa bangkit dari peristiwa Munich puluhan tahun lalu? Jika Manchester United bisa, mengapa Nottingham Forest Tidak?

Nottingham Forest saat menjuarai Piala Champions | APutraDwijaya.ID

Perubahan dan Dilemanya
Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge dalam bukunya yang berjudul Organizational Behavior, menuliskan beberapa sumber perubahan. Faktor-faktor seperti lingkungan, sosial, ekonomi, politik, dan juga kompetisi itu sendiri, menjadi sumber penyebab perubahan. Perkembangan ilmu teknologi menjadi aktor utama dibalik perubahan sebagaimana dicontohkan oleh kehadiran sistem transportasi online.

"Hal paling berbahaya dalam hidup ini adalah adanya orang-orang yang ingin mengubah segala sesuatu dan orang-orang yang tidak mau mengubah satu hal pun."  (Nancy Astor)

Seorang Charles Darwin pernah mengatakan “Bukan yang terkuat atau terpintar yang bisa bertahan, melainkan yang paling bisa menyesuaikan diri.” Perkataan tersebut masuk dalam kategori kuno, bahkan klise. Namun saat berhadapan dengan kenyataan, pernyataan kuno seperti itu pun sekejap hilang dari ingatan.

Saat mulai dikenal awal 1990-an, perkembangan teknologi informasi seakan mengubah wajah dunia. Memang setiap selalu memiliki sisi positif dan negatif, tak terkecuali dalam kasus aplikasi online maupun media online. Menentang perubahan tidak akan ada habis-habisnya. Lagi pula, terlalu ironis melihat saudara-saudara kita yang sama-sama bekerja mencari nafkah harus bertengkar, sementara perusahaan penyedia angkutan tidak melakukan apa pun dalam untuk menghadapi perkembangan zaman.

Transportasi Online | APutraDwijaya.ID
Memang nilai saham perusahaan-perusahaan tersebut turun drastis akibat adanya transportasi online, namun mereka tetap mendapatkan laba yang cukup banyak. Dari laba itu, apa inovasi yang disiapkan oleh perusahaan tersebut? Kenapa tidak ada seorang pun yang mempertanyakannya?

Mari ambil kasus dalam kehidupan sehari-hari, seperti bus kota. Sampai kapan kita harus menunggu untuk mendapat kepastian kapan bus ini melintas? Tunggu, kapan bus-nya sesuai standar keselamatan? Jadi apa yang dilakukan pemerintah? Hanya sibuk mengurus perizinan ini dan itu tetapi tidak bisa memberikan satu saja alternatif solusi kebutuhan konsumen sesuai perkembangan zaman.

Salah seorang teman saya pernah mengatakan, “Coba saja perusahaan media cetak dan juga penjual koran di pinggir jalan dan tiap lampu merah juga mengikuti jejak para driver konvensional ini, mungkin saja media online seperti Kompas, Okezone, Detik, bahkan CNN bisa habis terbakar”.

Mendengar perkataan tersebut, saya tiba-tiba tertegun. Saya berpikir bahwa hal tersebut benar adanya. Bisa saja petugas kantor pos dan penjual prangko ikut berdemo menolak perusahaan provider layanan E-mail untuk tutup. Ya, pernyataan di atas bisa saja dinilai sebagai simplikasi dari persoalan yang ada.

Mereka yang Menang dan Kalah
Masyarakat di era modern seperti sekarang ini menginginkan sesuatu yang murah, nyaman, dan aman. Google adalah contoh nyata perusahaan yang sangat mengerti permintaan zaman. Para pendiri perusahaan ini berpikir ke depan, apa yang diharapkan masyarakat. Kita bisa melihat berbagai inovasi yang diciptakan oleh Google, bahkan hal-hal yang bisa dibilang tidak masuk akal sudah mulai mereka rancang. Hal inilah yang membuat Google tetap eksis hingga sekarang ini. Kita pasti mengenal Yahoo! sebagai salah satu pesaing Google beberapa waktu lalu, namun apa yang terjadi? Yahoo! Kini bangkrut. Kenapa? Karena mereka tidak dapat berinovasi untuk menjawab perubahan zaman.

Berita dari Media Mengenai Kejatuhan dan Kesusksesan | APutraDwijaya.ID
Perusahaan-perusahaan seperti IBM, Nokia, Motorolla, dan Blackberry yang berskala jauh lebih besar daripada sebagian besar perusahaan di negeri ini  juga bisa jatuh dengan tragis, “bahkan tanpa berbuat kesalahan.” Ini adalah pernyataan dari CEO Nokia Jorma Ollila saat perusahaannya diakuisisi Microsoft. Tepat sekali, mereka tidak berbuat kesalahan dalam hal produksinya, tetapi mereka berbuat kesalahan dalam hal berpikir ke depan.

“Kita sering kali gagal bahkan tanpa tahu apa kesalahan kita, tetapi satu hal yang pasti, setiap kegagalan mempunyai kesalahan. Kesalahan itu hanya satu, yaitu cepat merasa puas.” (Agung Putra Dwijaya)
Market share sistem operasi telepon genggam | APutraDwijayaID

Dapat kita lihat bersama dalam tabel di atas yang dirilis oleh IDC menunjukkan bahwa sistem operasi Android saat ini merajai pasar. Mengapa ini terjadi? Bukankah Android merupakan sistem aplikasi yang tergolong baru? Jawabannya hanya satu, mereka mampu beradaptasi. Seperti yang kita tahu Android merupakan sistem operasi paling user friendly di dunia saat ini. Selain itu Android berhasil mengetahui apa yang diinginkan oleh orang-orang, yaitu aplikasi gratis yang tersedia di mana saja. Terakhir, satu hal yang pasti adalah masalah harga. Dari beberapa hal yang sudah disebutkan, sangat mewakili kata murah, aman, dan nyaman. Ya, itulah objek yang disasar oleh perubahan.

Jadi apa inti dari tulisan ini? Ya itu tadi, mereka yang pernah menjadi juara, tidak selamanya menjadi yang terbaik. Dalam bahasa kerennya, tidak ada yang abadi. Mungkin saja Google, Go-Jek, Samsung yang saat ini merajai pasar akan lenyap suatu saat nanti. Tunggu! Lenyap jika mereka tidak lagi berinovasi.

“Setiap perubahan tidak ada yang selalu nyaman, bahkan untuk hal-hal baik. Tugas kita adalah untuk mengubah ketidaknyamanan itu menjadi sebuah kenyamanan.” (AgungPutra Dwijaya)


Apa yang Harus Dilakukan?
Sebagai seorang mahasiswa psikologi, tentu saya akan menyampaikan pandangan saya dalam konteks psikologi, walau hanya satu kalimat. Psikologi saat ini dapat diterapkan dalam ilmu teknologi sebagai penyeimbang antara kemajuan zaman dengan aspek kejiwaan manusia. Contohnya saja para developer game online mempertimbangkan aspek psikologis yang akan didapat para penggunanya sehingga tidak menimbulkan kecanduan yang bisa berdampak pada turunnya tingkat kreativitas pengguna. Contoh lain adalah mempertimbangkan aspek psikologi dalam hal pengambilan keputusan, baik keputusan dalam lingkup politik, teknologi, maupun olahraga, sehingga bisa mendapatkan solusi yang seimbang antara pengguna teknologi dengan non pengguna teknologi. Jika hal ini diperhitungkan dalam dunia teknologi, mungkin saja psikologi bisa menjadi dasar atau landasan pengambilan keputusan yang bisa meminimalisir efek negatif dari perkembangan teknologi.

Selain itu, kesadaran diri sendiri adalah hal yang penting. Masyarakat juga harus menyadari bahwa mereka berada di zaman dimana teknologi merupakan suatu kebutuhan. Saat ini setiap detik aktivitas kita tidak terlepas dari hasil teknologi itu sendiri, sehingga sudah sepatutnya kita ikut ambil bagian dalam perkembangan teknologi dengan tetap memperhatikan norma-norma yang ada.

Dalam tulisan ini saya tidak akan menganalisis lebih dalam tentang dan bagaimana menyudahi konflik antara transportasi konvensional dan transportasi online. Saya juga tidak akan membahas lebih lanjut mengenai perusahaan-perusahaan yang bangkrut dan berjaya. Tetapi saya ingin memberikan sedikit pandangan saya mengapa perubahan dan adaptasi terhadap perkembangan zaman perlu dilakukan. Karena bagi saya apa yang ada saat ini belum tentu ada dikemudian hari.

“Saat ini manusia memang menggunakan tangan dan kaki untuk bekerja, tetapi di masa depan, manusia akan menggunakan otak mereka untuk bekerja.” (Agung PutraDwijaya)


Catatan penulis :
“Kemajuan teknologi saat ini sangat membantu manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Perubahan tersebut dapat langsung kita rasakan, seperti munculnya teknologi di bidang medis, pertanian, militer, bahkan di bidang olahraga. Namun, tidak semua hal positif, perkembangan zaman juga dapat menimbulkan hal-hal yang negatif. Contoh nyata adalah peredaran berita hoax maupun munculnya situs-situs pornografi. Hal ini membuat kita selaku pengguna teknologi harus bijak dalam menggunakan teknologi yang tersedia. Sehingga kita tidak menjadi budak dari teknologi itu sendiri. Oleh karenanya, kita perlu membatasi diri dalam penggunaan teknologi agar manusia bisa menyeimbangkan antara teknologi dengan interaksi dengan sesama manusia, sehingga terciptalah generasi yang memiliki nilai-nilai moral. Salah satunya adalah dengan menerapkan psikologi ke tengah-tengah masyarakat sebagai sebuah penyeimbang, agar masyarakat bisa menggunakan teknologi dengan sebenar-benarnya dan menyadari bahwa perubahan itu penting.”

"Perubahan dimulai saat seseorang mengetahui langkah selanjutnya."
(William Drayton)



Download Versi PDF : Disini

*Tulisan ini tidak murni tulisan saya sendiri, terinspirasi dari berbagai sumber yang saya baca dan sudah berusaha menghubungi langsung ke penulis asli.
*Penggunaan Nama (Agung Putra Dwijaya) tidak berarti bahwa caption tersebut adalah hasil karya saya, tetapi hanya penggambaran Title Blog.
*Sumber literasi dicantumkan dalam bentuk file PDF yang dapat didownload

No comments:

Post a Comment

Link Banner