![]() |
2019-nCov | Aputradwijaya.ID |
Informasi!
Semua informasi yang terdapat dalam tulisan ini bersumber dari situs-situs berita nasional yang sudah terverifikasi oleh Dewan Pers serta situs-situs berita internasional yang kredibel sehingga dapat dipertanggungjawabkan asal informasinya. Walaupun begitu, dalam tulisan ini masih terdapat beberapa dugaan yang masih perlu dicek kebenarannya. Apabila terdapat informasi terbaru, maka akan segera di update oleh penulis. Silahkan share tulisan ini agar semakin banyak yang mengetahui dan waspada terhadap penyebaran virus korona di dunia, khususnya di Indonesia
Media massa dan media sosial akhir-akhir ini
dihebohkan dengan munculnya kasus wabah penyakit dengan nama 2019-nCov atau
Novel Coronavirus, yang awalnya terindentifikasi di sebuah pasar makanan di
kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Virus ini awalnya diketahui pada tanggal 31
Desember 2019 setelah pemerintah China melaporkan kasus terinfeksi virus ini
kepada World Health Organization (WHO). Gejala akibat virus ini
dilaporkan terjadi pada 8 Desember 2019 dimana Saat itu ada sekitar 40 orang
yang terjangkit virus misterius tersebut, yang kemudian diketahui bersumber
dari virus korona jenis baru.
Artikel terkait: Koronavirus dan Pesan Bagi Kita Semua
Awalnya,
pemerintah China berusaha menutupi kasus virus korona ini dari dunia
internasional. Warga China yang menyebarkan informasi terkait virus ini melalui
media online ditindak oleh pemerintah China, untuk kemudian ditangkap.
Terungkap ada 8 orang yang dituduh menyebarkan berita bohong mengenai
penyebaran virus korona yang akhirnya ditangkap (Poynter, 2019). Selain itu
juga, wartawan diancam oleh pemerintah China saat akan melaporkan berita
mengenai virus korona di kota Wuhan, China. Media berita dari Hongkong, yaitu
TVB melaporkan bahwa sekelompok wartawan ditahan oleh sekelompok polisi berpakaian
sipil di rumah sakit Jinyintan dan meminta mereka untuk menghapus materi
terkait virus misterius tersebut (TVB, 2019).
![]() |
Mencerdaskan kehidupan Bangsa | Aputradwijaya.ID |
Kasus
serupa juga dialami oleh reporter kantor berita Time, Charlie Campbell saat
melaporkan kejadian serupa di pasar makanan laut yang di duga sebagai sumber
wabah virus korona jenis baru. Charlie diancam berkali-kali saat akan merekam
dan melaporkan suasana terkini di jalanan kota Wuhan (Time, 2020). Pemerintah
China akhirnya buka suara dan melaporkan kejadian terinfeksinya virus ini
kepada WHO setelah melihat dampak dari virus korona ini cukup serius. Akan
tetapi, pemerinta China pada awal-awal pelaporan masih menganggap virus ini
tidak serius dan mengaku dapat mengatasi dan mengendalikan penyebaran virus
tersebut (The New York Times, 2020).
Karena informasi mengenai penyebaran virus ini hanya tersebar dalam lingkup pemerintah China dan juga WHO, maka belum ada langkah antisipasi yang dilakukan oleh dunia internasional. Sebuah Startup bernama BlueDot yang bergerak di bidang kesehatan merupakan sumber informasi pertama yang menyebarkan secara luas mengenai kemungkinan virus baru menyebar di Wuhan, China. BlueDot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat menjelajahi laporan berita berbahasa asing mengenai penyakit hewan dan tumbuhan (Kompas, 2020). Alhasil, BlueDot mendapatkan informasi dari media lokal asal China mengenai virus tersebut. Hasil data yang diperoleh kemudian difungsikan untuk memberi peringatan dan mengimbau masyarakat untuk menghindari zona bahaya seperti kota Wuhan terkait virus korona. Langkah ini kemudian diikuti oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat yang menyebarkan kabar terkait penyebaran virus korona pada 6 Januari 2020. Barulah pada tanggal 7 Januari 2020, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan mengenai wabah virus korona jenis baru yang kemudian diberi nama 2019-nCov atau Novel Koronavirus kepada dunia internasional.
Apa itu 2019-nCov (Novel Koronavirus)
Karena informasi mengenai penyebaran virus ini hanya tersebar dalam lingkup pemerintah China dan juga WHO, maka belum ada langkah antisipasi yang dilakukan oleh dunia internasional. Sebuah Startup bernama BlueDot yang bergerak di bidang kesehatan merupakan sumber informasi pertama yang menyebarkan secara luas mengenai kemungkinan virus baru menyebar di Wuhan, China. BlueDot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat menjelajahi laporan berita berbahasa asing mengenai penyakit hewan dan tumbuhan (Kompas, 2020). Alhasil, BlueDot mendapatkan informasi dari media lokal asal China mengenai virus tersebut. Hasil data yang diperoleh kemudian difungsikan untuk memberi peringatan dan mengimbau masyarakat untuk menghindari zona bahaya seperti kota Wuhan terkait virus korona. Langkah ini kemudian diikuti oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat yang menyebarkan kabar terkait penyebaran virus korona pada 6 Januari 2020. Barulah pada tanggal 7 Januari 2020, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan mengenai wabah virus korona jenis baru yang kemudian diberi nama 2019-nCov atau Novel Koronavirus kepada dunia internasional.
Apa itu 2019-nCov (Novel Koronavirus)
Virus
korona jenis baru atau yang diberi nama 2019-nCov adalah salah satu anggota keluarga
dari virus korona. Virus korona sendiri adalah virus dari keluarga Coronaviridae
ayng dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia, termasuk manusia.
Virus korona sendiri termasuk dalam jenis virus RNA positif, yang mana memiliki
kemampuan untuk bermutasi 1000 kali lipat lebih cepat dibandingkan virus dengan
genom DNA. Virus korona sendiri dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan
utama, yaitu golongan 1 dan 2 yang
menginfeksi mamalia, mulai dari kelelawar hingga manusia, sedangkan golongan 3
hanya ditemukan pada spesies avian (burung). Infeksi yang disebabkan oleh virus
ini dapat menimbulkan penyakit yang bervariasi, mulai dari tidak timbul gejala
apapun sampai gejala yang fatal dan cepat. Infeksi korona virus dapat
menyebabkan penyakit seperti bronkitis, ensafalitis, gastroenteritis, dan
hepatitis.
Virus korona sebenarnya bukan virus yang baru, melainkan sudah teridentifikasi pada tahun 1937 dimana saat itu virus ini menyebar dari ayam lalu berpindah ke hewan mamalia lainnya. Kemudian pada tahun 1967 virus ini dilaporkan menginfeksi manusia. Sebenarnya virus korona diklaim ada di antara 1 dari 10 orang di dunia, yang artinya ketika kita mengalami batuk dan pilek maka sebenarnya virus korona sudah ada dalam tubuh manusia, namun belum berkembang atau tidak dapat berkembang karena adanya sistem imun atau antibodi dalam tubuh manusia yang kuat untuk menangkal virus ini bermutasi. Akan tetapi, virus korona yang menyebar di antara manusia tidak terlalu berbahaya, karena sistem imun yang dimiliki manusia dapat menangkal penyebaran virus ini menjadi fatal.
Virus korona sebenarnya jarang sekali berevolusi dan menjangkiti manusia langsung dari hewan dan hanya mencebar antar manusia, akan tetapi kasus baru di China ini mengindiaksikan bahwa virus korona dapat berevoluysi dan bermutasi sehingga dapat menyebar langsung dari hewan ke manusia. Hal inilah yang membuat virus korona jenis baru berbahaya, karena sistem imun yang dimiliki oleh manusia tidak dapat menahan virus dari hewan. Selain itu juga virus korona jenis baru ini belum memiliki vaksin dan obat yang dapat mengobati pasien yang terinfeksi, sehingga penyebarannya akan sangat cepat.
Virus korona sendiri juga diklaim merupakan keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit flu hingga penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang muncul pada November 2002 di China dan penyakit MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang muncul pada April 2012 di Yordania. Akan tetapi penyebaran virus SARS dan MERS sudah dapat ditekan karena sudah ada vaksin dan obat untuk menanganinya.
Penularan virus ini dari manusia ke manusia pertama kali terkonfirmasi di Guandong, China menurut Zhong Nanshan, kepala tim komisi kesehatan yang menyelidiki wabah tersebut. Para ilmuwan menyatakan bahwa setiap orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke antara 1,4 – 2,5 orang. Angka ini dinamakan nomor reproduksi dasar (R0) dalam epidemiologi yaitu ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta faktor yang terkait di tingkat populasi. Ketika R0 > 1, infeksi akan dapat menyebar dalam suatu populasi dan menjadi epidemi atau penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju ekspektasi (dugaan), yang didasarkan pada pengalaman mutakhir.
Virus korona sebenarnya bukan virus yang baru, melainkan sudah teridentifikasi pada tahun 1937 dimana saat itu virus ini menyebar dari ayam lalu berpindah ke hewan mamalia lainnya. Kemudian pada tahun 1967 virus ini dilaporkan menginfeksi manusia. Sebenarnya virus korona diklaim ada di antara 1 dari 10 orang di dunia, yang artinya ketika kita mengalami batuk dan pilek maka sebenarnya virus korona sudah ada dalam tubuh manusia, namun belum berkembang atau tidak dapat berkembang karena adanya sistem imun atau antibodi dalam tubuh manusia yang kuat untuk menangkal virus ini bermutasi. Akan tetapi, virus korona yang menyebar di antara manusia tidak terlalu berbahaya, karena sistem imun yang dimiliki manusia dapat menangkal penyebaran virus ini menjadi fatal.
Virus korona sebenarnya jarang sekali berevolusi dan menjangkiti manusia langsung dari hewan dan hanya mencebar antar manusia, akan tetapi kasus baru di China ini mengindiaksikan bahwa virus korona dapat berevoluysi dan bermutasi sehingga dapat menyebar langsung dari hewan ke manusia. Hal inilah yang membuat virus korona jenis baru berbahaya, karena sistem imun yang dimiliki oleh manusia tidak dapat menahan virus dari hewan. Selain itu juga virus korona jenis baru ini belum memiliki vaksin dan obat yang dapat mengobati pasien yang terinfeksi, sehingga penyebarannya akan sangat cepat.
Virus korona sendiri juga diklaim merupakan keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit flu hingga penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang muncul pada November 2002 di China dan penyakit MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang muncul pada April 2012 di Yordania. Akan tetapi penyebaran virus SARS dan MERS sudah dapat ditekan karena sudah ada vaksin dan obat untuk menanganinya.
Penularan virus ini dari manusia ke manusia pertama kali terkonfirmasi di Guandong, China menurut Zhong Nanshan, kepala tim komisi kesehatan yang menyelidiki wabah tersebut. Para ilmuwan menyatakan bahwa setiap orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke antara 1,4 – 2,5 orang. Angka ini dinamakan nomor reproduksi dasar (R0) dalam epidemiologi yaitu ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta faktor yang terkait di tingkat populasi. Ketika R0 > 1, infeksi akan dapat menyebar dalam suatu populasi dan menjadi epidemi atau penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju ekspektasi (dugaan), yang didasarkan pada pengalaman mutakhir.
![]() |
Bentuk Virus Korona | Aputradwijaya.ID |
Korona
sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu korona yang artinya adalah mahkota.
Penampakan virus ini mirip dengan korona matahari, yaitu bagian paling luar
dari atmosfer matahari yang memiliki ciri masa jenis rendah dan temperatur yang
tinggi. Korona matahari sendiri tidak dapat langsung terlihat dari bumi,
kecuali pada saat terjadinya gerhana matahari total atau dengan bantuan teleskop
yang presisi.
Cara
penyebaran virus
Koronavirus
bisa menyerang siapa saja, tak peduli usia maupun jenis kelamin. Akan tetapi,
ada sejumlah faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan terinfeksi virus
ini, yaitu:
-Orang lanjut
usia
-Anak-anak
-Orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang lemah
Virus
korona jenis baru atau 2019-nCov menyebar melalui cairan saat batuk atau bersin.
Penyebaran ini mirip dengan penyebaran virus SARS dan MERS yang diperkirakan melalui
cairan yang dihasilkan ketika seseorang bersin atau batuk (Tirto, 2020). Selain
itu juga seorang tenaga medis dari China, dr. Wang Guangfa mengatakan bahwa
virus korona dapat menyebar melalui mata, ataupun sentuhan tubuh dimana
terdapat cairan yang menempel akibat dari bersin dan batuk. Kejadian ini merupakan
kejadian yang tidak biasa karena sangat jarang virus dapat ditularkan melalui
media tersebut (MailOnline, 2020). Bahkan informasi terbaru mengatakan bahwa virus
korona dapat menyebar walaupun penderita belum menunjukkan gejala atau masih
dalam masa inkubasi (CNN Indonesia, 2020).
Gejala
yang ditimbulkan
Gejala
yang ditimbulkan oleh virus 2019-nCov hampir sama dengan gejala influenza
menurut WHO. Virus ini akan menyerang bagian pernapasan. Berdasarkan data dari
pasien yang sudah terinfeksi virus korona, diketahui bahwa gejala yang ditimbulkan
antara lain demam, batuk, dan sesak napas. Selain itu menurut Centers for
Disease Control and Prevention (CDC), pasien yang terinfeksi korona akan
menderita penyakit pernapasan ringan hingga berat. CDC juga menjelaskan lebih
lanjut bahwa gejala virus korona akan muncul dalam 2 sampai 14 hari setelah
seseorang terpapar virus korona. Kesimpulan ini didasarkan pada masa inkubasi
virus MERS (IDNTimes, 2020).
Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa gelaja
virus korona adalah batuk, demam, dan juga sesak napas. Hal yang sama juga
disampaikan oleh Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandrio yang
mengatakan bahwa gejala umum yang dialami yaitu demam, batuk, dan juga sesak
nafas atau bahkan kesulitan bernapas (CNN Indonesia, 2020).
Gejala-gejala
tersebut sangat umum saat dialami dan diobservasi, sehingga banyak orang yang
tidak mengetahuinya. Hal ini juga yang menyebabkan virus 2019-nCov cepat
menyebar ke seluruh dunia. Seorang dokter dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
mengatakan bahwa ketika seseorang memiliki gejala batuk, demam, dan sesak napas
belum dapat dikatakan terinfeksi virus korona, karena harus dilakukan
pemeriksaan laboratorium untuk dapat mengkonfirmasi apakah terinfeksi virus
korona atau tidak. Akan tetapi, ketika seseorang memiliki riwayat berkunjung ke
China dan mengalami gejala tersebut, maka akan dikategorikan suspect (terduga)
yang kemudian akan diberi penanganan lebih lanjut seperti diisolasi dan diambil
sampel darahnya untuk diuji laboratorium (AyoBandung, 2020).
Guna
memastikan apakah keluhan yang Anda alami terkait dengan Koronavirus, dokter
perlu melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan, yang meliputi:
Anamnesis, adalah tahapan di mana dokter akan mengajukan
sejumlah pertanyaan kepada pasien terkait dengan keluhan yang dirasakan
Pemeriksaan
fisik, adalah tahapan di mana
dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien yang sekiranya dapat mengarah pada
adanya infeksi. Di tahap ini, pasien juga diperiksa tekanan darah, tinggi, dan
berat badannya
Pemeriksaan
penunjang, adalah tahap lanjutan
untuk menguatkan hasil diagnosis. Jenis pemeriksaan penunjang yang umum
dilakukan seperti uji sampel darah dan biopsi sampe liur
![]() |
Gejala Virus Korona | Aputradwijaya.ID |
Cara
pencegahan 2019-nCov (Novel Koronavirus)
Pada
kasus gejala yang menunjukkan penyakit pernapasan akut sebelum, selama, atau
setelah perjalanan, para pelancong dianjurkan untuk mencari perhatian medis dan
berbagi riwayat perjalanan dengan penyedia layanan kesehatan. Otoritas
kesehatan masyarakat juga harus memberikan informasi kepada para wisatawan
untuk mengurangi resiko umum infeksi saluran pernapasan akut lewat praktisi
kesehatan, klinik kesehatan, agen perjalanan, operator transportasi, dan
titik-titik masuknya wisatawan. WHO juga menyarankan agar tidak menerapkan
pembatasan lalu lintas internasional berdasarkan informasi yang tersedia saat
ini.
WHO
juga mengeluarkan rekomendasi standar bagi masyarakat umum untuk mengurangi risiko
penularan berbagai penyakit meliputi kebersihan tangan, pernapasan, dan praktik
makanan yang aman. Adapun pencegahan penularan virus korona dari WHO adalah
sebagai berikut:
- Sering membersihkan tangan dengan sabun dan air berbasis alkohol
- Saat batuk dan bersin, tutup mulut dan hidung dengan siku tertekuk atau tisu. Segera buang tisu dan cuci tangan
- Hindari kontak dekat dengan siapapun yang menderita demam dan batuk
- Jika menderita demam, batuk, dan sesak nafas, segera cari perawatan medis lebih awal dan bagikan riwayat perjalanan sebelumnya dengan penyedia layanan kesehatan
- Ketika mengunjungi pasar langsung di daerah yang saat ini mengalami kasus koronavirus, hindari kontak langsung tanpa perlindungan dengan hewan hidup dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan
- Konsumsi produk hewani mentah atau setengah matang harus dihindari. Daging mentah, susu, atau organ hewani harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah, sesuai praktik keamanan yang baik
Selain itu, hindari juga menyentuh mata, mulut,
hidung dengan tangan yang tidak bersih, memakai masker saat berada di luar
ruangan dan di tempat-tempat umum, beristirahat yang cukup, perbanyak minum air
putih dan makan makanan yang bergizi.
WHO memberikan saran untuk skrining keluar di
negara atau daerah dengan transmisi virus korona baru 2019-nCov sebagai
berikut:
- Melakukan penyaringan keluar di bandara dan pelabuhan internasional di daerah yang terkena virus corona, dengan tujuan deteksi dini wisatawan yang memiliki gejala virus tersebut untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut
- Skrining keluar termasuk memeriksa tanda-tanda dan gejala (demam di atas 38 derajat dan batuk)
- Melakukan wawancara terhadap penumpang dengan gejala infeksi pernapasan yang meninggalkan daerah yang terkena virus corona. Hal tersebut berkaitan dengan potensi paparan kontak yang berisiko tinggi atau ke sumber hewan
- Mengarahkan wisatawan yang memiliki gejala untuk lebih lanjut melakukan pemeriksaan medis, diikuti dengan pengujian untuk 2019-nCoV dan menjaga pasien yang dikonfirmasi dalam isolasi dan perawatan
- Mendorong skrining di bandara domestik, stasiun kereta api, dan stasiun bus jarak jauh seperlunya
- Wisatawan yang memiliki kontak dengan kasus yang dikonfirmasi atau paparan langsung ke sumber infeksi potensial harus ditempatkan di bawah pengawasan medis
- Seseorang yang memiliki kontak dengan pasien berisiko tinggi harus menghindari bepergian selama durasi masa inkubasi (hingga 14 hari)
- Menerapkan kampanye informasi kesehatan di titik masuk untuk meningkatkan kesadaran mengurangi risiko umum infeksi saluran pernapasan akut dan tindakan yang diperlukan
Sementara itu, WHO juga memberikan beberapa
saran skrining masuk di negara atau wilayah tanpa penyebaran virus corona baru
2019-nCoV seperti:
- Bukti menunjukkan bahwa skrining suhu untuk mendeteksi infeksi virus corona mungkin meleset dari pelancong yang menginkubasi penyakit atau menyembunyikan demam selama perjalanan. Namun, sebagian besar kasus terdeteksi melalui skrining suhu saat masuk dan dikaitkan dengan deteksi dini penumpang simtomatik untuk tindak lanjut medis
- Skrining suhu harus selalu disertai dengan penyebaran pesan komunikasi risiko di titik masuk. Ini dapat dilakukan melalui poster, selebaran, buletin elektronik, dan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di antara para pelancong tentang tanda dan gejala penyakit. Serta mendorong pasien mencari perawatan kesehatan, termasuk kapan harus mencari perawatan medis, dan melaporkan sejarah perjalanan mereka
- Negara-negara yang menerapkan penyaringan suhu diimbau untuk membangun mekanisme yang tepat untuk pengumpulan dan analisis data. Seperti jumlah penumpang yang di-skrining dan kasus yang dikonfirmasi keluar dari penumpang yang diskrining, dan metode penyaringan
![]() |
Langkah Pencegahan | Aputradwijaya.ID |
Infeksi yang ditimbulkan virus korona 2019-nCov
sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah ataupun obat untuk
mengobatinya, karena wabah 2019-nCov masih tergolong baru. Satu-satunya cara
yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan penanganan medis sedini mungkin
sebelum kondisi bertambah parah. Oleh sebab itu ketika ada orang yang diduga
terkena virus korona akan dilakukan perawatan khusus di ruang isolasi untuk
mencegah efek fatal akibat virus korona.
Akan tetapi, ada beberapa klaim dari tenaga
medis yang mengatakan bahwa pemberian obat-obatan khusus flu dan demam seperti aspirin,
ibuprofen, acetaminophen dan sebagainya dapat mengurangi sedikit gejala.
Pemerintah China juga tengah menguji coba obat HIV (Human Immunodeficiency
Virus) sebagai penyembuhan gejala virus korona yang cepat menular. Aluvia,
yang juga dikenal sebagai Kaltera merupakan kombinasi lopinavir dan ritonavir.
Ini adalah jenis pengobatan oral yang diberikan kepada pasien penderita infeksi
HIV (Republika, 2020). Dalam panduan yang dirilis pada Kamis, pemerintah China menyebutkan
tidak ada obat antivirus yang efektif namun pihaknya menyarankan agar mengkonsumsi
dua pil lopinavir/ritonavir dan satu dosis interferon alfa dua
kali sehari (Reuters, 2020).
Akan tetapi, Ilmuwan Amerika Serikat sedang
berupaya mengembangkan vaksin untuk melawan virus korona yang baru. National
Institutes of Alergy and Infectuous Diseases adalah Lembaga yang meneliti
dan mengembangkan vaksin virus korona. Akan tetapi, butuh waktu berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun sebelum vaksin ini memasuki tahap ujicoba klinis. Langkah
yang sama juga dilakukan oleh Rusia, dimana para ilmuwan Rusia dari Departemen
Pengawasan Epidemiologi Rospotrebnadzor sedang mengembangkan vaksin virus korona
jenis baru. China sebagai negara asal virus korona juga sednag mengembangkan
vaksin dan berkerjasama dengan Amerika Serikat, serta berharap vaksin dapat
diujicoba lebih cepat (Liputan6, 2020).
Ilmuwan dari Australia mengklaim telah berhasil menduplikat virus korona penyebab wabah di China. Hal ini merupakan suatu terobosan yang signifikan yang kemudian akan dibagikan kepada WHO sebagai langkah diagnosa dan pengobatan bagi pasien terinfeksi virus 2019-nCov. Sebelumnya ilmuwan China juga telah berhasil mencipta ulang virus dengan urutan genomnya. Adanya duplikasi virus ini sebagai langkah lanjutan dalam proses penelitian dan penegmbangan vaksin 2019-nCov (AyoBandung, 2020).
Ilmuwan dari Australia mengklaim telah berhasil menduplikat virus korona penyebab wabah di China. Hal ini merupakan suatu terobosan yang signifikan yang kemudian akan dibagikan kepada WHO sebagai langkah diagnosa dan pengobatan bagi pasien terinfeksi virus 2019-nCov. Sebelumnya ilmuwan China juga telah berhasil mencipta ulang virus dengan urutan genomnya. Adanya duplikasi virus ini sebagai langkah lanjutan dalam proses penelitian dan penegmbangan vaksin 2019-nCov (AyoBandung, 2020).
Jumlah Korban 2019-nCov (Updated)
Berdasarkan data dari ARCGIS, jumlah orang yang
terkonfirmasi terinfeksi virus korona jenis baru mencapai jumlah 85.406 orang
dengan 2.924 diantaranya meninggal dan 39.597 orang lainnya dinyatakan bebas korona (Update 29 Februari 2020, pukul 17:19). Terdapat 61 negara yang
sudah mengonfirmasi kasus positif korona di negaranya, antara lain:
China sebanyak 79.251 kasus,
Korea Selatan sebanyak 3.150 kasus
Italia sebanyak 889 kasus
Korban di kapal pesiar sebanyak 705 kasus
Iran sebanyak 388 kasus
Jepang sebanyak 234 kasus
Singapura sebanyak 96 kasus
Hongkong sebanyak 94 kasus
Amerika Serikat sebanyak 64 kasus
Perancis sebanyak 57 kasus
Jerman sebanyak 48 kasus
Kuwait sebanyak 45 kasus
Thailand sebanyak 41 kasus
Taiwan sebanyak 39 kasus
Bahrain sebanyak 38 kasus
Spanyol sebanyak 35 kasus
Australia sebanyak 25 kasus
Malaysia sebanyak 25 kasus
Inggris Raya sebanyak 20 kasus
Uni Emirat Arab sebanyak 19 kasus
Vietnam sebanyak 16 kasus
Kanada sebanyak 15 kasus
Swedia sebanyak 11 kasus
Makau sebanyak 10 kasus
Swiss sebanyak 8 kasus
Irak sebanyak 8 kasus
Israel sebanyak 7 kasus
Norwegia sebanyak 6 kasus
Oman sebanyak 6 kasus
Austria sebanyak 6 kasus
Kroasia sebanyak 5 kasus
Libanon sebanyak 4 kasus
Yunani sebanyak 4 kasus
India sebanyak 3 kasus
Filipina sebanyak 3 kasus
Finlandia sebanyak 3 kasus
Rumania sebanyak 3 kasus
Belanda sebanyak 2 kasus
Rusia sebanyak 2 kasus
Pakistan sebanyak 2 kasus
Meksiko sebanyak 2 kasus
Afganistan sebanyak 1 kasus
Nepal sebanyak 1 kasus
Lithuania sebanyak 1 kasus
Kamboja sebanyak 1 kasus
Georgia sebanyak 1 kasus
Irlandia Utara sebanyak 1 kasus
Nigeria sebanyak 1 kasus
Algeria sebanyak 1 kasus
Islandia sebanyak 1 kasus
Belgia sebanyak 1 kasus
San Marino sebanyak 1 kasus
Denmark sebanyak 1 kasus
Makedonia Utara sebanyak 1 kasus
Monako sebanyak 1 kasus
Belarus sebanyak 1 kasus
Selandia Baru sebanyak 1 kasus
Brazil sebanyak 1 kasus
Estonia sebanyak 1 kasus
Mesir sebanyak 1 kasus
Azerbeijan sebanyak 1 kasus
Sri Lanka sebanyak 1 kasus
(Update 29 Februari 2020, pukul 10:17:30. Bagi anda yang berniat memantai secara online, dapat mengunjungi situs berikut ini ARCGIS Online.
China sebanyak 79.251 kasus,
Korea Selatan sebanyak 3.150 kasus
Italia sebanyak 889 kasus
Korban di kapal pesiar sebanyak 705 kasus
Iran sebanyak 388 kasus
Jepang sebanyak 234 kasus
Singapura sebanyak 96 kasus
Hongkong sebanyak 94 kasus
Amerika Serikat sebanyak 64 kasus
Perancis sebanyak 57 kasus
Jerman sebanyak 48 kasus
Kuwait sebanyak 45 kasus
Thailand sebanyak 41 kasus
Taiwan sebanyak 39 kasus
Bahrain sebanyak 38 kasus
Spanyol sebanyak 35 kasus
Australia sebanyak 25 kasus
Malaysia sebanyak 25 kasus
Inggris Raya sebanyak 20 kasus
Uni Emirat Arab sebanyak 19 kasus
Vietnam sebanyak 16 kasus
Kanada sebanyak 15 kasus
Swedia sebanyak 11 kasus
Makau sebanyak 10 kasus
Swiss sebanyak 8 kasus
Irak sebanyak 8 kasus
Israel sebanyak 7 kasus
Norwegia sebanyak 6 kasus
Oman sebanyak 6 kasus
Austria sebanyak 6 kasus
Kroasia sebanyak 5 kasus
Libanon sebanyak 4 kasus
Yunani sebanyak 4 kasus
India sebanyak 3 kasus
Filipina sebanyak 3 kasus
Finlandia sebanyak 3 kasus
Rumania sebanyak 3 kasus
Belanda sebanyak 2 kasus
Rusia sebanyak 2 kasus
Pakistan sebanyak 2 kasus
Meksiko sebanyak 2 kasus
Afganistan sebanyak 1 kasus
Nepal sebanyak 1 kasus
Lithuania sebanyak 1 kasus
Kamboja sebanyak 1 kasus
Georgia sebanyak 1 kasus
Irlandia Utara sebanyak 1 kasus
Nigeria sebanyak 1 kasus
Algeria sebanyak 1 kasus
Islandia sebanyak 1 kasus
Belgia sebanyak 1 kasus
San Marino sebanyak 1 kasus
Denmark sebanyak 1 kasus
Makedonia Utara sebanyak 1 kasus
Monako sebanyak 1 kasus
Belarus sebanyak 1 kasus
Selandia Baru sebanyak 1 kasus
Brazil sebanyak 1 kasus
Estonia sebanyak 1 kasus
Mesir sebanyak 1 kasus
Azerbeijan sebanyak 1 kasus
Sri Lanka sebanyak 1 kasus
(Update 29 Februari 2020, pukul 10:17:30. Bagi anda yang berniat memantai secara online, dapat mengunjungi situs berikut ini ARCGIS Online.
![]() |
Pasien Korona |Aputradwijaya.ID |
Beberapa tenaga medis juga menajdi korban dari
virus ini, dari informasi yang didapat, ada beberapa dokter dan tenaga medis
lain yang meninggal setelah merawat pasien korona. Beberapa pakar kesehatan
juga mengatakan ada sekitar 100.000 orang di berbagai negara mungkin sudah
terinfeksi Coronavirus jenis baru. Prediksi para pakar kesehatan ini muncul
ketika pemerintah Inggris menghadapi seruan untuk meyakinkan public bahwa
layanan kesehatan nasional negaranya siap untuk menangani kasus 2019-nCov (Kompas,
2020). Profesor Neil Ferguson mengatakan bahwa tebakan saat ini adalah 100.000,
meskipun hanya ada 4000-an kasus yang teridentifikasi. Hal ini didasarkan pada
berkembang dengan cepatnya jumlah korban yang terinfeksi dalam hitungan hari.
Selain itu juga akses informasi yang diberikan oleh pemerintah China mengenai
perkembangan informasi jumlah korban diragukan oleh beberapa pakar kesehatan
dunia.
Selain itu juga beredar beberapa video dari
seorang wanita yang diyakini sebagai tenaga medis di China yang mengaku bahwa
virus korona sudah menginfeksi 100.000 orang. Pesan suara tersebut dibagikan
oleh kantor berita Global Himalaya yang mengklaim berasal dari anggota medis di
Wuhan. Dalam video tersebut dikatakan bahwa wabah ini menginfeksi lebih banyak
orang dibanding yang diberitakan oleh pemerintah China. Selain itu juga
terdapat pengakuan yang mengatakan bahwa pemerintah tidak mendukung dengan
pasokan medis, serta ada lebih dari 100 orang terinfeksi dalam sehari. Wanita
itu juga menginformasikan untuk tidak mempercayai pemerintah dan mengklaim
virus dapat berevolusi dan menimbulkan gejala baru seperti batuk darah (Global
Himalaya, 2020).
Konspirasi dan Hoax yang beredar
Media sosial juga heboh terkait kabar yang
beredar terkait virus korona jenis baru. Salah satunya merupakan akibat dari bocornya
laboratorium biologi yang memusatkan penelitian dalam pengembangan virus di
kota Wuhan, China. Informasi ini awalnya diterbitkan oleh Washington Times yang
memuat artikel online dengan judul "Virus-hit Wuhan has two
laboratories linked to Chinese bio-warfare program" pada Jumat 24
Januari 2020. Artikel tersebut memuat hasil wawancara dengan mantan pejabat
intelijen militer Israel, Dany Shoham. Shoham mengatakan bahwa virus korona
kemungkinan berasal dari Wuhan Institute of Virology.
![]() |
Kabar 1 | Aputradwijaya.ID |
![]() |
Kabar 2 | Aputradwijaya.id |
![]() |
Kutipan dari Washington Times | Aputradwijaya.ID |
Kementerian Komunikasi
& Informatika (Kemenkominfo) juga mencatat 19 hoaks atau berita bohong yang
berkaitan dengan virus corona yang berasal dari Wuhan, China. Isu hoaks ini
tersebar dan viral di media sosial. Plt. Kepala Biro Humas Kemenkominfo,
Ferdinandus Setu mengatakan hoaks-hoaks ini diidentifikasi oleh mesin
pengais konten (AIS) milik Kemenkominfo. Berikut 19 isu hoaks virus corona dilansir dari CNN Indonesia:
- Kurma Harus Dicuci Bersih Karena Mengandung Virus Corona yang Berasal dari Kelelawar
Beredar di Facebook
informasi mengenai anjuran dari dokter dan menteri kesehatan di Timur Tengah
untuk mencuci bersih kurma sebelum dikonsumsi karena mengandung Virus Corona
yang berasal dari kelelawar. Faktanya, menurut pakar kesehatan dr. Eko
Budidharmaja kabar tersebut tidak benar, sebab mencuci kurma sebelum dikonsumsi
tidak akan mampu mensterilkan virus. Selain itu Eko menyebut Virus Corona
cenderung ditularkan melalui udara, khususnya dari orang-orang yang sudah
terinfeksi virus ini melalui bersin dan batuk. Sehingga tidak benar bila
disebarkan oleh kelelawar.
- Ada Virus Berbahaya di RSUP Dr. Sardjito
Beredar pesan berantai
di WhatsApp berisi tangkapan layar percakapan mengatasnamakan Kabag OP Sarjito.
Dalam pesan berantai tersebut, seorang pria memberikan imbauan adanya virus
berbahaya di RSUP Dr. Sardjito. Dalam pesan disebutkan bahwa teman-teman
penumpang taksi online atau konvensional bila menjemput penumpang diharuskan
untuk memakai masker sehubungan dengan penyebaran virus Wuhan dari China dan
pagi ini sudah ada 2 perawat yang tertular.
Faktanya, Kasubag Hukum
dan Humas RSUP Dr. Sardjito, Banu Hermawan menjelaskan bahwa sampai saat ini
berita yang berisi himbauan mengenakan masker ketika ke RSUP Sardjito karena
rawan terjangkit penyakit menular adalah berita bohong. Banu Hermawan juga
mengkonfirmasi bahwa pesan adanya dua perawat yang tertular virus berbahaya itu
juga merupakan hoaks. Pasalnya, menurut Banu, seluruh perawat yang bertugas di
Sardjito dalam kondisi siap siaga dan tidak ada yang tertular penyakit pasien.
- Virus Corona Diduga Sudah Menyebar dan Masuk ke Indonesia di Gedung BRI 2
Beredar informasi yang
menyatakan virus corona sudah menyebar dan masuk ke Indonesia. Kasus pertama
terjangkitnya nCov atau virus corona di Indonesia berasal dari pekerja Huawei
warga negara asal China yang bekerja di Gedung BRI 2, Benhil, Jakarta Pusat. Faktanya,
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, yang menyempatkan berkunjung ke Wisma
BRI 2 menyatakan karyawan Huawei tersebut hanya radang tenggorokan. Ia
menjamin, virus corona belum terdeteksi masuk ke Indonesia. Terawan menegaskan
untuk tidak berasumsi terkait penyebaran virus corona, tanpa adanya diagnosis
yang pasti dari dokter, rumah sakit, atau Kementerian Kesehatan. Direktur Utama
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso juga membantah tegas
adanya virus di lingkungan BRI. Ia menyatakan tidak ada pegawai yang terbukti
mengidap virus tersebut.
- Virus Corona Sudah Masuk di Jakarta, 1 Pasien di RSPI Sulianti Saroso Jakarta Sedang Diisolasi
Beredar sebuah
informasi di media online yang menyebutkan bahwa virus corona sudah masuk di
Jakarta, 1 Pasien di RSPI Sulianti Saroso Jakarta sedang diisolasi. Faktanya,
pasien yang diduga terjangkit virus corona tersebut telah dinyatakan negatif.
Direktur Medik dan Keperawatan RSPI Sulianti Saroso dr Diany Kusmowardhani
mengatakan bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan negatif virus corona. Sebelumnya,
pasien sempat di suspect karena memiliki riwayat perjalanan dari China dan
mengalami demam hingga sesak napas.
- Orang Terinfeksi Virus Corona di Rumah Sakit Wahidin Makassar
Beredar postingan
Facebook, dengan narasi yang menyebut ada satu orang yang dicurigai terinfeksi
virus corona di rumah sakit Wahidin Makassar dan tengah diisolasi. Faktanya,
Direktur Utama RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Khalid Saleh mengatakan bahwa kabar
adanya pasien dengan diagnosa mengidap virus corona yang dirawat di RSUP Dr
Wahidin adalah tidak benar. Melainkan, pasien tersebut hanya mengidap sakit
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
- Kepanikan Luar Biasa Orang-Orang China Akibat #VirusCorona
Beredar potongan video
di media sosial dengan narasi "Kepanikan luar biasa orang-orang china
akibat #VirusCorona, lalu bagaimana kepanikan orang2 #Uyghur saat kalian teror
dengan teror di luar batas prikemanusiaan?? Ini hanya sedikit balasan dari
Allah didunia ini akibat China memusuhi islam," Faktanya, video yang
beredar bukanlah video kepanikan warga China yang diakibatkan virus corona.
Melainkan, potongan video pekerja Guangdong yang kembali ke Yulin untuk
merayakan Festival Musim Semi. Fakta lainnya narasi yang beredar salah sehingga
menimbulkan premis yang tidak sesuai dengan konteks sesungguhnya dari video
tersebut.
- WNA Asal China Terserang Corona di RSU Dr Soetomo Surabaya
Beredar melalui media
sosial Facebook tentang Warga Negara Asing (WNA) asal China terserang Virus
Corona di RSU Dr Soetomo Surabaya. Faktanya, setelah ditelusuri berita tersebut
tidak benar. Humas RSUD Dr Soetomo Pesta Parulian mengatakan pasien asal China
itu disebut tidak terjangkit Virus Corona.
- Pasien Umur 7 Bulan Meninggal karena Virus Corona di RSUD DR. Soetomo
Beredar informasi di
media sosial yang menyebutkan adanya pasien berumur 7 bulan meninggal karena
terserang Virus corona di RSUD DR. Soetomo Surabaya. Faktanya, informasi
tersebut dibantah oleh RSUD Dr. Soetomo melalui akun Twitternya @rsudrsoetomo
yang menegaskan sampai saat ini di RSUD Dr. Soetomo belum ada pasien yang
menunjukkan diagnosa sebagai infeksi dari Virus Corona. Pihaknya juga
menghimbau kepada masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Virus Corona Dapat Dicegah dengan Rutin Minum Air Putih dan Menjaga Tenggorokan Tetap Lembap
Beredar sebuah pesan
berantai di sosial media Whatsapp yang menyebutkan bahwa virus corona dapat
dicegah dengan cara rutin minum air putih dan menjaga kelembapan tenggorokan.
Pada narasi pesan berantai disebutkan bahwa informasi itu berasal dari
Kementerian Kesehatan. Faktanya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Kemenkes, dr Anung Sugihantono mengatakan pesan tersebut bukan
dikeluarkan oleh Kemenkes. Setelah ditelusuri, pesan berantai serupa ditemukan
dalam Bahasa Inggris dan sudah dinyatakan hoaks oleh Kemenkes Singapura
- Sup Kelelawar Penyebab Virus Corona
Beredar informasi di
media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa penyebab penyakit yang mematikan
yaitu Virus Corona disebabkan oleh hidangan sup kelelawar, yang dijual di
Restoran di kota Wuhan China. Faktanya, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus
Putranto membantah soal Kelelawar ada hubungannya dengan Virus Corona. Beliau
mengatakan bahwa itu adalah hoaks, Kelelawar dan semacamnya tidak ada hubungan
dengan virus corona. Selain itu, Erni Juwita Nelwan Perwakilan Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) juga mengatakan bahwa Virus Corona awalnya menyerang hewan,
seperti kelelawar. Namun, jika sudah dijadikan sup, seharusnya virus sudah
mati.
- Vaksin Virus Corona Sudah Ada dan Dikembangkan Sebelumnya
Beberapa postingan di
media sosial yang mengklaim bahwa sebuah virus corona telah ada dan
dikembangkan sebelumnya. Klaim itu secara luas dibagikan dalam sebuah grup
anti-vaksin di Facebook, menyebutkan beberapa pengguna mengatakan penyakit ini
bisa menjadi rencana pemerintah untuk memvaksinasi lebih banyak orang.
Postingan itu disertai tautan link patents.justia.com yang sudah ada sejak
2015. Faktanya, virus corona tersebut berbeda dengan yang menyebabkan SARS. Virus
Corona tersebut berbeda dari jenis penyakit yang terjadi di Wuhan. SARS-CoV
sendiri merupakan beta coronavirus yang menyebabkan sindrom pernapasan akut
parah. Mesh Adalja, sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Universitas John
Hopkins mengatakan saat ini tidak ada vaksin yang tersedia untuk virus corona
yang berasal dari Wuhan.
- Baru Datang dari Malaysia, Seorang Pasien Meninggal Mendadak Diduga Terkena Virus Corona
Beredar sebuah
postingan di Instagram berisi foto gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr
Soedarso Pontianak disertai keterangan yang menyebutkan seorang warga yang baru
datang dari Malaysia mendadak meninggal diduga terkena virus corona. Faktanya,
tim peneliti Hoax Crisis Centre (HCC) Kalbar, menemukan bahwa informasi yang
diposting tersebut itu tidak ada kaitannya dengan virus corona.
- Pasien Corona di RSUD Dr Moewardi Solo
Beredar pesan berantai
pada WhatsApp yang menyebutkan bahwa terdapat pasien di RSUD Moewardi Solo
dikarenakan terjangkit virus corona tipe baru. Faktanya, berita tersebut tidak
benar atau hoaks, sesuai dengan keterangan dari Kepala Subbag Hukum dan Humas
RSUD Moewardi Solo, Eko Haryati. Eko menambahkan bahwa belum ada pasien suspek
virus corona dan pihak rumah sakit sampai saat ini baru menyiapkan segala
fasilitasnya jika nanti ada pasien suspek virus tersebut.
- Penyembuhan Virus Corona dengan Bawang Putih
Beredar sebuah
informasi di media sosial berupa tata cara pengolahan bawang putih yang diklaim
dapat menyembuhkan korban yang terinfeksi virus corona. Faktanya, menurut Ahli
vaksin dari OMNI Hospitals Pulomas, dr Dirga Sakti Rambe, klaim bawang putih
dapat menyembuhkan virus corona bisa dipastikan tidak benar alias hoaks. Menurutnya
hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang teruji bisa menghalau virus.
Ditegaskan juga oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung Kementerian Kesehatan dr. Wiendra Waworuntu bahwa belum ada vaksin
maupun obat untuk Virus Corona baru ini.
- HP Xiaomi Buatan China Dapat Menularkan Virus Corona
Diunggah di media
sosial sebuah himbauan yang memberitakan bahwa virus corona dapat ditularkan
melalui server pada ponsel Xiaomi buatan China. Unggahan tersebut mendapatkan
banyak tanggapan dari para warganet di media sosial. Faktanya, menurut
Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes RI Achmad Yurianto menjelaskan virus corona
tidak bisa hidup jika menempel di benda mati. Ketua Umum Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), Daeng Mohammad Faqih juga menjelaskan bahwa Virus Corona 2019
Novel Coronavirus atau 2019-nCoV bisa menular antar manusia lewat batuk dan
bersin hingga lewat makanan tercemar air liur orang yang terinfeksi virus
tersebut. Penularan virus corona juga dapat berasal dari hewan ke manusia.
- Korban Meninggal Terkena Virus Corona di Singapura
Telah beredar pesan di
HardwareZone yang berisi kabar bahwa terdapat korban meninggal satu orang
akibat virus korona di Singapura. Faktanya, kabar tersebut telah diklarifikasi
oleh otoritas atau Pemerintah Singapura menyebut informasi di forum
HardwareZone bahwa ada seorang warga yang meninggal di rumah sakit akibat virus
korona merupakan berita hoaks.
- Virus Korona Sengaja Disebarkan Rezim Tiongkok untuk Membasmi Umat Islam di Wuhan
Beredar sebuah narasi
bahwa virus corona sengaja disebarkan rezim di Wuhan, Hubei, Tiongkok
dimaksudkan untuk membasmi umat Islam yang jumlahnya sangat banyak dan
berkembang di wilayah tersebut. Faktanya, persebaran umat Islam di Wuhan tidak
terlalu signifikan, mayoritas penduduk Wuhan ialah beragama Animisme. Muslim di
Wuhan hanya 1,6 persen dari 11 juta penduduk Wuhan. Agama Islam-pun masih kalah
jumlah dengan Kristen yang hampir 3 persen. Maka tuduhan bahwa virus korona
sengaja disebarkan terkait bahwa Wuhan Menjadi salah satu kota dengan
persebaran Muslim paling besar adalah tidak mendasar.
- Penumpang Meninggal Karena Virus Corona di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta
Beredar sebuah pesan
berantai di media sosial WhatsApp, yang berisikan sebuah foto seorang penumpang
meninggal karena Virus Corona di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Faktanya,
Senior Manager of Branch Communication & Legal Bandara Soekarno-Hatta PT
Angkasa Pura II, Febri Toga Simatupang, membantah kalau foto yang beredar
tersebut meninggal karena virus corona, Menurut Febri, penumpang yang meninggal
tersebut karena gagal jantung
- Pasien Terjangkit Virus Corona Di RSHS Bandung
Beredar informasi di
media sosial Twitter, yang menyebutkan bahwa di RSHS Bandung sudah ada seorang
yang kena virus Corona. Faktanya, menurut Staf Khusus Presiden bidang Sosial
Angkie Yudistia ia mengatakan bahwa dua pasien yang diduga terpapar virus corona
di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung itu hoaks. Selain itu juga dibantah
oleh Direktur Utama RSHS Jawa Barat, Nina Susana Dewi, yang mengatakan agar
masyarakat tidak resah dan gelisah terhadap dugaan dua pasien yang terpapar
Virus Corona. Ia pun menegaskan jika informasi di luar yang menyebutkan adanya
pasien positif terkena virus Corona itu hoaks
Langkah Pemerintah dan Perusahaan China hadapi
penyebaran virus 2019-nCov (Novel Koronavirus) Updated
Pemerintah China dalam konferensi persnya
mengatakan akan terus melakukan upaya untuk mencegah virus meluas. Termasuk
menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO). Selain itu juga pemerintah China telah melakukan pemeriksaan darurat
terhadap suhu tubuh para pasien di luar sumah sakit. Beberapa staf juga ditugaskan
mendisinfeksi bus di stasiun bus. Adanya pemeriksaan suhu tubuh penumpang pintu
keluar negara. Mendisinfeksi taksi di sebuah titik layanan taksi. Melakukan
pemberitahuan terhadap kondektur kereta mengenai pekerjaan disinfeksi di
stasiun kereta api (Gatra, 2020).
Selain itu, pemerintah China juga memutuskan
untuk menutup delapan kota di provinsi Hubei untuk menekan penyebaran virus
korona. Fasilitas umum seperti layanan transportasi termasuk stasiun, bandara,
dan kereta bawah tanah serta pusat perbelanjaan dan ruang publik berubah sepi.
Pemerintah China juga memperpanjang masa liburan Imlek dengan tujuan mengurangi
jumlah berkumpulnya massa dan memblokir penyebaran epidemik. Kegiatan belajar
mengajar juga diliburkans ampai ada kepastian lebih lanjut terkait virus korona
(CNN Indonesia, 2020).
Perusahaan teknologi China seperti Xiaomi, Meizu,
WeChat, Douyin, dan Baidu berupaya membantu menekan penyebaran virus.
Perusahaan-perusahaan itu mengedukasi dan membantu masyarakat di China. Xiaomi
mengirimkan masker N95, medical, dan thermometer senilai 300.000 Yuan ke kantor
pusat pengendalian dan pencegahan epidemi di Wuhan. Meizu juga mengumumkan telah
menyumbangkan 300.000 Yuan untuk memerangi wabah virus korona di kota Wuhan.
Huawei juga menunda konferensi pengembangan HDC yang akan dilaksanakan pada
bulan Februari mendatang untuk mencegah penularan virus.
Retailer online terbesar di China seperti JD,
Taobao, Suning akan membekukan harga barang-barang medis penting seperti masker
dan disinfektan pada platform mereka. Karena semenjak ada berita wabah,
barang-barang tersebut harganya melonjak tajam. Mereka juga akan menyumbangkan
1 juta masker dan 60 ribu pasokan medis ke Wuhan secara berkelompok. Regulator
penerbangan China juga telah mengumumkan pengembalian uang kepada para pembeli
tiket pesawat yang dipesan sebelum 24 Januari 2020. Beberapa maskapai juga
memberlakukan pembatalan gratis untuk tiket yang telah dipesan.
![]() |
Warga di Wuhan memakai Masker | Aputradwijaya.ID |
Tiktok juga mempunyai halaman khusus yang
berguna untuk menginformasikan pengguna mengenai virus korona dan statusnya
saat ini. Tiktok juga menambahkan efek video khusus Jiayou untuk menawarkan
dukungan kepada para staf medis dan pasien melawan virus di Wuhan. Platform
tiket film online seperti Taopiaopiao dan Maoyan menawarkan pengembalian uang
tanpa syarat untuk tiket yang telah dipesan. Aplikasi pengiriman makanan popular
seperti Meituan Dianping dan Ele telah berjanji melanjutkan operasi seperti
biasa selama periode ini agar para masyarakat dapat memesan makanan dari rumah
mereka.
Aplikasi perpesanan paling popular di China,
WeChat juga memiliki peta khusus Fever Clinic yang menunjukkan kemana anda
harus pergi untuk pemeriksaan. Sementara itu, Baidu juga memiliki halaman
anti-pneumonia khusus di aplikasinya yang diperbaharui dengan b erita terkait
virus korona. Hal terbaik dari Baidu Maps adalah peta panas termal yang
memberikan pemandangan jalan-jalan sibuk secara real-time. Peta berfungsi
untuk menghindari jalan yang ramai.
Tanggapan WHO mengenai 2019-nCov (Novel Koronavirus)
Updated
World Health Organization (WHO) menghimbau
masyarakat dunia untuk berjaga-jaga, karena dikhawatirkan virus ini bisa
menajdi wabah penyakit baru. WHO juga mengeluarkan surat edaran mengenai pencegahan
dan pengendalian infeksi koronavirus. Panduan tersebut dikeluarkan sebagai
pencegahan infeksi dan pengendalian epidemi dan infeksi saluran pernapasan
akut. WHO menjelaskan cara menangani pasien terjangkit virus korona yaitu
kontrol sumber, penerapan tindakan pencegahan standar untuk semua pasien dan
tindakan penyebaran, termasuk dengan karantina.
Untuk tim medis yang menangani pasien dengan
virus korona, diharapkan menggunakan prosedur tambahan. Tak hanya masker, tim
juga harus mengunakan pelindung mata atau baju yang tahan air. Selain itu,
disarankan saat menangani pasien dengan virus korona menggunakan alat sekali
pakai. Untuk pencegahan terjangkit virus korona, WHO juga mengimbau masyarakat
untuk hidup sehat, termasuk mengatur pola makan dan tetap bugar. Selain itu,
menggunakan masker apabila diperlukan, tutup mulut ketika batuk dengan siku dan
mencuci tangan.
Selain itu, WHO akan meninjau dan mendukung
upaya untuk menyelidiki sumber hewan dari wabah, tingkat penularan dari manusia
ke manusia, upaya penyaringan di provinsi-provinsi lain di China, peningkatan
pengawasan untuk infeksi, dan memperkuat tindakan penanganan dan mitigasi. Akan
tetapi sampai saat ini WHO belum menerbitkan darurat kesehatan global terhadap
wabah virus korona jenis baru, karena meranggapan situasi belum terlalu parah
dan hanya terjadi di lokal China. Namun, komite kesehatan akan kembali
melakukan pertemuan untuk memutuskan langkah yang akan diambil terkait
perluasan penyebaran virus 2019-nCov.
Langkah negara lain dalam upaya pencegahan
2019-nCov (Novel Koronavirus) Updated
Beberapa negara melakukan langkah antisipasi
dalam penyebaran virus korona di wilayahnya. Inggris mengeluarkan travel
warning ke China kepada masyarakatnya. Selain itu Philipina juga memutuskan
untuk menyetop penerbitan visa bagi warga China. Beberapa negara lain seperti
Jepang, Malaysia, Perancis, Australia, Jerman, Korea Selatan, Vietnam, Kamboja
dan lainnya juga melarang warganya untuk berkunjung ke China. Bahkan negara
seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Perancis, Khazakhtan, Maroko, Spanyol, Inggris, Kanada, Rusia, Belanda, Myanmar, Malaysia dan Indonesia memutuskan untuk mengevakuasi
warga negaranya dari kota Wuhan. Banyak negara juga memutuskan untuk menyetop
penerbangan ke China, khususnya ke kota Wuhan demi mengindari penyebaran virus
korona. Pemerintah dalam negeri beberapa negara juga sudah mengantisipasi
dengan memasang thermal scanner untuk memantau suhu tubuh wisatawan.
Sudah disediakan juga rumah sakit khusus untuk orang-orang yang terindikasi
terjangkit virus korona.
Informasi terkait 2019-nCov (Novel Koronavirus)
di Indonesia Updated
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto
memastikan bahwa penyebaran virus korona jenis baru tidak sampai ke Indonesia.
Pemerintah juga akan terus mengawasi penyebaran virus ini dan memastikannya
untuk tidak berkembang di Indonesia. Presiden Joko Widodo juga telah meminta
kepada jajaran terkait untuk lebih sigap dalam mencegah penyebaran virus di
Indonesia. Beberapa langkah yang sudah dilakukan antara lain memperketat
kedatangan wisatawan, khususnya dari mancanegara di pintu-pintu masuk negara
dengan cara memasang pemindai suhu panas sebagai langkah antisipasi. Pemerintah
juga telah menyiapkan ribuan rumah sakit yang siap menjadi rujukan jika ada
pasien yang diduga terinfeksi virus korona.
Kementerian Luar negeri juga sudah memberikan travel
advice kepada para wisatawan yang akan berkunjung ke China, serta sementara
menutup penerbangan dari dan ke China. Indonesia juga sudah memberlakukan travel warning ke China, serta melarang pengunjung dari China untuk masuk dan transit di Indonesia. Indonesia juga memutuskan untuk menangguhkan sementara visa bagi masyarakat China dan menyetop impor makanan dari China.
Indonesia juga mengkonfirmasi akan memulangkan warga negara Indonesia yang berada di kota Wuhan. Pesawat Batik Air sudah melakukan penjemputan kepada 237 WNI dan1 WNA dari Wuhan, China untuk selanjutnya dilakukan karantina di pulau Natuna. TNI sudah menyiapkan 3 pesawat guna melakukan penjemputan terhadap 243 WNI yang sampai di Batam untuk selanjutnya dialihkan ke Natuna. Dua pesawat Boeing 737 dan satu Hercules C137 telah disiapkan untuk melakukan evakuasi, serta menyiapkan personel dari abtalion kesehatan. Hal ini merupakan hasil rapat antara Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan , Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Luar Negeri (Kompas, 2020).
Indonesia juga mengkonfirmasi akan memulangkan warga negara Indonesia yang berada di kota Wuhan. Pesawat Batik Air sudah melakukan penjemputan kepada 237 WNI dan1 WNA dari Wuhan, China untuk selanjutnya dilakukan karantina di pulau Natuna. TNI sudah menyiapkan 3 pesawat guna melakukan penjemputan terhadap 243 WNI yang sampai di Batam untuk selanjutnya dialihkan ke Natuna. Dua pesawat Boeing 737 dan satu Hercules C137 telah disiapkan untuk melakukan evakuasi, serta menyiapkan personel dari abtalion kesehatan. Hal ini merupakan hasil rapat antara Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan , Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Luar Negeri (Kompas, 2020).
Ada beberapa kabar yang beredar di media massa
bahwa terdapat beberapa orang yang suspect korona di Sorong, Jambi,
Jakarta, Bandung dan Bali, akan tetapi hasil pemeriksaan masih menunjukkan negatif
dan merupakan gejala flu biasa, sehingga sampai saat ini Indonesia masih aman
dari penyebaran virus korona. Namun, Indonesia juga harus waspada terhadap
penyebaran virus ini, jangan sampai tindakan serius baru dilakukan setelah ada
korban yang terjangkit di Indonesia. Dikonfirmasi juga bahwa terdapat satu orang WNI positif mengidap korona di Singapura. Belum jelas Identitas yang bersangkutan, namun diketahui bahwa yang bersangkutan adalah seorang wanita berusia 44 tahun yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Singapura.
Catatan Penulis
Penulis mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang sudah cukup tegas dan serius dalam menangani penyebaran virus korona. Penulis juga mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang sudah melakukan evakuasi terhadap warga negara Indonesia di Wuhan, China dan berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan. Diberlakukannya travel warning, penyetopan penerbangan dari dan ke China, serta menyetop sementara impor makanan dari China adalah langkah yang tepat untuk saat ini. Namun, penulis juga tetap ingin pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan giat agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Penulis juga berharap penyebaran virus ini dapat
ditekan penyebarannya sehingga sedikit orang yang terinfeksi. Pemerintah China
juga diminta untuk membuka informasi seluas-luasnya dengan jujur terkait kasus
virus korona agar negara lain dapat melakukan penanganan yang serius.
Artikel terkait: Koronavirus dan Pesan Bagi Kita Semua
Sumber Referensi
Antara News
https://sumbar.antaranews.com/berita/321315/virus-corona-mewabah-china-butuh-60-juta-masker-per-hari
ARCGIS
Ayo Bandung
https://www.ayobandung.com/read/2020/01/23/77274/cegah-penyebaran-korona-china-kurung-11-juta-warga-wuhan
https://www.ayobandung.com/read/2020/01/29/77844/ilmuwan-australia-berhasil-duplikat-virus-corona-baru-bisa-percepat-penemuan-vaksin
https://www.ayobandung.com/read/2020/01/29/77844/ilmuwan-australia-berhasil-duplikat-virus-corona-baru-bisa-percepat-penemuan-vaksin
Bharian
CNBC Indonesia
CNN Indonesia
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200124120002-113-468319/cegah-wabah-virus-corona-pemerintah-china-kembali-tutup-kota
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200129175833-185-469914/daftar-19-hoaks-virus-corona
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200129175833-185-469914/daftar-19-hoaks-virus-corona
Detik
Facebook
Factcheck
Gatra
HaloDoc
IDN Times
Indozone
Inews
https://www.inews.id/techno/gadget/ini-upaya-perusahaan-teknologi-china-dalam-memerangi-virus-corona
Indonesia Inside
Kompas
https://sains.kompas.com/read/2020/01/26/082510923/soal-virus-corona-begini-saran-who-dan-komite-darurat-untuk-kita?page=all
https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/29/125212165/virus-corona-menyebar-indonesia-dan-13-negara-ini-akan-evakuasi-warganya?page=all
https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/29/125212165/virus-corona-menyebar-indonesia-dan-13-negara-ini-akan-evakuasi-warganya?page=all
Liputan 6
Medcom
New York Times
Okezone
Rakyatku
Republika
Reuters
Suara
Tirto
Warta Ekonomi
Washington Times
https://www.washingtontimes.com/news/2020/jan/24/virus-hit-wuhan-has-two-laboratories-linked-chines/
Wikipedia
No comments:
Post a Comment