![]() |
Korona | APutradwijaya.ID |
Korona
virus menimbulkan banyak sekali pertanyaan dan spekulasi yang belum terjawab
hingga saat ini. Dari mana sebenarnya asal mula virus ini dan bagaimana virus
ini menyebar. Siapakah yang menyebarkannya dan benarkah faktanya sesuai dengan
yang dikatakan oleh media selama ini. Karena skenario dunia saat ini selalu di giring
kepada penularan melalui hewan, yaitu kelelawar atau ular, dan virus ini
dimulai dari Huanan Seafood Market di kota Wuhan, China.
Artikel Terkait: 2019-nCov: Benarkah Wabah Mematikan Baru di Abad Ke-21?
Namun dibalik informasi tersebut, ternyata ada spekulasi yang menyatakan bahwa virus ini di duga berasal dari kebocoran laboratorium biochemical yang ada di kota Wuhan. Benarkah sebenarnya virus ini adalah senjata biologis? Hingga tulisan ini dibuat sudah terdapat sekitar 85.406 orang yang terjangkit virus korona dan akan terus bertambah, bahkan 2.924 orang sudah dinyatakan meninggal dunia. Apakah benar jumlahnya hanya sekitar 85.000an saja? Sedangkan beredar sebuah video dari warga Wuhan yang menjadi salah satu perawat menyatakan bahwa sebenarnya sudah ada 90.000 orang yang telah terjangkit korona virus, sebelum akhirnya video yang viral di media sosial tersebut di takedown oleh otoritas setempat yang terkesan menutupi fakta. Bahkan salah satu pakar dari Inggris, yaitu professor Neil Ferguson Nampak sepakat bahwa dia memprediksi saat ini sebenarnya sudah ada 100.000 orang yang terjangkit oleh virus ini namun masih belum teridentifikasi. Dan menurutnya ini semua barulah sebuah permulaan.![]() |
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa | Aputradwijaya.ID |
Bahkan
sumber berita lain menyatakan bahwa ini adalah bentuk politisasi penyakit,
dimana secara mengejutkan sebenarnya korona virus sebelumnya sudah ditemukan
oleh seorang dokter berkebangsaan Mesir, yaitu dokter Ali Mohammed Zaki 7 tahun
yang lalu. Namun, akhirnya informasi tersebut juga di takedown oleh
pemerintah Arab Saudi yang berujung pada pemecatan dokter Zaki dari salah satu
rumah sakit di Saudi Arabia karena mengirimkan sampel virus ini ke laboratorium
virologi di Belanda, dan dalam “melangkahi” pemerintah Arab Saudi sendiri.
Mungkin karena kepentingan politis bahwa antidot sebuah penyakit itu punya
nilai yang sangat tinggi.
Sebenarnya
masih banyak juga video-video lain yang telah dihapus oleh otoritas setempat
yang menyangkut seberapa parahnya situasi yang sebenarnya terjadi di Wuhan.
Apakah benar ini semua skenario yang diangkat untuk menutupi sebuah rahasia
besar yang ada di balik tirai, bahwa korona virus yang saat ini menyebar di
duga sumbernya berasal dari laboratorium biokomia yang ada di Wuhan
Institute of Virology yang berada di dekat lokasi awal penyebaran. Ditambah
sebuah konspirasi yang dikatakan oleh seorang scientist asal Rusia,
Nikolai Filatov bahwa dulu SARS yang pernah menjadi wabah global sebenarnya
adalah virus buatan manusia yang memang disengaja.
Wuhan
Institute of Virology
adalah sebuah laboratorium besar milik China yang punya standar patologi level
4. Ini adalah status dari sebuah laboratorium yang boleh menangani berbagai biochemical
dengan level tingkatan yang paling berbahaya. Mereka juga pernah menangani
virus SARS hingga Ebola di laboratorium ini. Bahkan seorang expert dari
Israel menduga bahwa epidemi yang terjadi ini berhubungan dengan senjata
biologis yang dirahasiakan oleh otoritas setempat. Jadi, sebenarnya apakah ini
sebuah kecelakaan? Yang anehnya, kenapa epidemi semasif ini justru muncul di
sebuah momen yang menjadi puncak dari migrasi terbesar di China, yaitu
bertepatan dengan tahun baru Imlek.
![]() |
Wuhan Institute of Virology | Aputradwijaya.ID |
Tahukah
kamu bahwa tahun baru Imlek ini adalah migrasi terbesar yang ada di dunia. Dari
data terakhir tahun 2018 lalu, disebutkan bahwa terdapat 385 juta warga China
yang bermigrasi dari satu kota ke kota lainnya, dan semua akan berkumpul
bersama keluarga dan kerabatnya dari suatu kota besar ke kota terpencil,
begitupun sebaliknya. Bayangkan seberapa cepat epidemi ini akan menyebar ke
seluruh penjuru China dalam waktu sebulan saja. Kenapa timingnya sangat tepat
dalam sebuah “kecelakaan”? Apakah ada yang mengatur ini semua setelah begitu
banyaknya tekanan yang dialami oleh China. Pasca perang dagang yang belum
berakhir antara China dengan Amerika Serikat, kemudian terjadi huru hara di
Hongkong yang belum juga selesai, kini sebuah epidemi virus yang punya skala
lebih besar lagi. Sehingga saat ini kondisi perekonomian China menjadi semakin
terperosok hingga mencapai titik stagnan perekonomian terendah dalam 27 tahun
terakhir, setelah digadang-gadang akan menjadi negara dengan perekonomian
terbesar mengalahkan Amerika Serikat pada tahun 2030 nanti.
Ada
apa dengan China sebenarnya?
Jadi,
bagaimana perasaanmu setelah membaca beberapa mimpi buruk tersebut? Mungkin
panik, berprasangka buruk, atau justru emosi. Yang jelas bukan sebuah kedamaian
kan? Jika ya, berarti saya sudah berhasil menyebarkan virus negatif untuk
kalian semua. Dan tahukah kamu? Inilah yang terus terjadi di masyarakat kita.
Alih-alih menyebarkan sebuah vaksin, kita semua lebih tertarik untuk
menyebarkan virus dan menyebarkannya ke lebih banyak orang lagi untuk merasakan
apa yang kita rasakan. Terlepas dari kabar tersebut salah ataupun benar, tetapi
pesan yang baik itu harusnya memberi sebuah harapan, bukan sebuah kehampaan.
Jadi
izinkan saya untuk menyampaikannya sekali lagi buat kalian dengan cara yang
lebih beradab.
Semua
berasal dari seorang pasien yang mengidap gejala pneumonia di Wuhan pada
bulan Desember 2019 lalu, yang kemudian terus merambah ke pasien-pasien lainnya
yang mengalami gejala pneumonia dan pernapasan akut. Seiring
bertambahnya pasien yang terus bertambahd ari Wuhan dalam kurun waktu 14 hari
ini, pemerintah China segera mengambil tindakan untuk segera mengisolir kota
Wuhan dengan harapan supaya epidemi ini bisa lebih terkontrol. Sejauh ini
pemerintah China menunjukkan kesiapannya dalam menangani epidemi ini berkat
pengalamannya dalam menangani virus SARS pada tahun 2003. Bahkan sebuah rumah
sakit khusus virus korona yang memiliki 1000 tempat tidur ditargetkan selesai
dalam waktu 6 hari saja.
Pemerintah
menutup seluruh akses kota Wuhan yang berjumlah 11 juta jiwa ini sementara
waktu. Begitu juga dengan 17 kota di sekitarnya , sehingga dapat dikatakan
bahwa mereka telah mengisolir 50 juta jiwa lebih supaya menekan epidemi ini.
Hingga saat ini, China berkomitmen untuk memenangkan pertempuran melawan virus
korona ini, yang tentunya bisa dicapai jika semua bersatu. Bahkan telah
menyediakan dana sebesar 1.6 miliar Dollar sebagai dana penanggulangan.
Faktanya, meskipun korona virus ini memiliki kemiripan dengan virus SARS dan
MERS yang pernah mewabah sekitar tahun 2003 – 2012 lalu, tapi dapat dikatakan
bahwa korona virus ini tidak seganas kedua virus sebelumnya. Karena hingga
tulisan ini dibuat, dari 24.505 pasien yang terjangkit virus ini, total korban
jiwanya mencapai 495 orang yang sebagian besar berusia lanjut dan memiliki
riwayat penyakit kritis seperti kanker, diabetes, jantung, dan para pasien
dengan imunitas rendah. Sehingga virus ini menjadi lebih leluasa untuk menyebar.
![]() |
Kota Wuhan ditutup | APutradwijaya.ID |
Gejalanya
adalah demam, batuk, pilek, dan mengalami sesak napas. Sedangkan data
menunjukkan bahwa penderita dengan kondisi tubuh yang lebih fit dapat mengalami
kesembuhan. Seperti yang terjadi pada seorang dokter di China yang terinfeksi
virus ini, namun telah mengalami kesembuhan. Termasuk berbagai informasi lain
yang menyatakan telah ada beberapa pasein yang sembuh dari korona virus setelah
dirawat selama dua minggu. Hal ini diperkuat juga oleh seorang pakar yang
menyebutkan bahwa korona virus memiliki sifat swasirna, yaitu jika pasien
tersebut fisik yang cukup kuat, virus itu akan hilang dengan sendirinya, atau
justru sistem imun kita akan membentuk antibodi terhadap virus itu.
Karena
hingga saat ini sudah ada 39.597 orang yang dinyatakan sembuh dari virus korona.
Jadi kuncinya adalah sistem imun kita sendiri. Jaga kesehatan agar tetap fit
dan hidnari tempat yang potensial untuk sementara waktu. Untuk sementara ini
data menunjukkan bahwa tingkat kematian masih di bawah 4%, sedangkan SARS ada
di 10%, dan MERS di 37%. Sehingga meskipun masih belum ditemukan vaksinnya,
para penderita masih bisa sembuh jika pasien tersebut punya riwayat kesehatan
yang baik dan imunitasnya tinggi. Namun, mesti tetap diwaspadai karena
penyebaran virus ini tergolong cepat dan dapat menularkan melalui pernapasan,
sentuhan, maupun mata. Sampai saat ini belum ada kabar yang menyebutkan virus
ini terdeteksi di Indonesia. Dan saya berharap kita semua dapat bersatu dalam
doa semoga virus ini dapat dijauhkan dari negara kita.
Namun,
meskipun korona virus menyebar dengan ganas, justru beberapa hari ini saya
lebih cemas dengan virus jenis lain yang tidak kalah ganasnya. Yaitu virus-virus
kebencian. Dimanakan empati dan Nurani kita disaat manusia lain sedang
kesusahan. Kita semua manusia sama-sama punya dosa. Bukan manusia yang pantas
menentukan siapa yang harus mendapat azab. Karena kita sesama manusia tinggal
di bumi yang sama. Apa yang terjadi pada orang lain, bsia terjadi pada diri
kita sendiri. Tetaplah rendah hati.
![]() |
Mahasiswa Indonesia di Wuhan | APutraDwijaya.ID |
Epidemi
virus ini adalah bencana berskala global, bukan berarti tidak mungkin menyerang
negara kita juga. Bahkan apa yang terjadi di China saat ini jika diteruskan, dampak
perekonomian mereka dapat memicu krisis ekonomi global di seluruh dunia. Karena
saat ini China adalah salah satu pusat ekonomi dunia, khususnya seluruh Asia
dalam berbagai sektor. Manusia satu akan selalu membutuhkan manusia lainnya.
Dan perbedaan itu yang akan selalu membuat kita berada dalam siklus kehidupan.
Seperti halnya rantai makanan dan bumi yang terus berputar.
Kita
semua “related” satu sama lain meskipun berbeda. Tidak cukupkah kita
mengawali awal tahun 2020 ini dengan berbagai macam tragedi? Mulai dari banjir
di Jakarta, kebakaran di Australia, gempa bumi di Puerto Rico, ancaman perang
dunia III antara Iran dengan Amerika Serikat, perubahan iklim yang parah di
Eropa, puluhan juta belalang menghabisi tanaman di Afrika, dan tragedi virus
korona di China. Dan ini semua terjadi hanya di bulan pertama di tahun 2020
ini. sepertinya di tahun yang baru ini tidak cuma visi dan misi pribadi kita
yang di resolusi, tetapi seluruh penduduk bumi mesti duduk bareng untuk
bersama-sama menciptakan visi dan misi dari bumi itu sendiri.
Karena
sejujurnya, bumi ciptaan Tuhan yang sudah diciptakan harmonis, sempurna, dan
indah ini kodratnya selalu dirusak oleh virus-virus jahat, dan kayanya ga
bakalan ada vaksinnya, yaitu manusia dengan semua ego-egonya.
Artikel ini merupakan versi tulisan dari video Gara-Gara Virus Corona yang diterbitkan oleh Vian
No comments:
Post a Comment